Translate

Senin, Maret 29

melalui anak kecil

salam sejahtera!!!

sudah lama gak nulis, eh..ngetik di blog, akhirnya saya mengetik di blog ini juga.
saat saya gak ada kerjaan di kosan saya yang tercinta, saya iseng2 utk membaca-baca hasil browsing-an saya dari lab.

setelah baca2 bentar, akhirnya saya teringat tentang pngalaman saya saat pertama kali ke jakarta. saya ke jakarta saat liburan kuliah hari raya tahun 2007 lalu dengan tujuan untuk berpetualang dengan modal pakaian beberapa potong dan uang yang seadanya untuk ongkos. orang yang saya tuju adalah teman saya yang kuliah di jakarta dengan biaya yang seadanya. orang tuanya adalah seorang petani di onan runggu, pulau samosir. maksud kedatangan saya ke jakarta adalah untuk mencari petualangan menuju pendewasaan diri. saya kira semua warga indonesia telah mengenal kota jakarta yang kejamnya lebih kejam dari ibu tiri. semula saya pikir hal itu adalah suatu yang melebih-lebihkan. ternyata memang benarlah keadaan jakarta yang sungguh kejam itu. dimana berdirinya gedung2 pencakar langit, namun disebelahnya terdapat pemukiman kumuh yang memprihatinkan. kehidupan yang sangat kontras dapat dilihat jelas di ibukota itu. antara si kaya dan si miskin, antara kapitalis besar dan buruh kasar. semuanya memang ada di jakarta, sesuai seperti yang dikatakan mereka.

klo mengenai itu yang saya ceritakan, tentu para Sobat sudah bosan. apalagi para Sobat yang tinggal di jakarta dan sekitarnya. pengalaman yang satu ini beda...sangat berkesan. pengalaman yang saya dapat dari 2 anak kecil yang saya taksir umurnya kira2 5 ato 6 tahun.

saat itu hari sudah malam dan saya sedang berjalan dengan 2 teman saya di sekitaran mall ciputra yang cukup terkenal di grogol jakarta barat itu. kami berjalan untuk mencari tempat makan dengan uang yang seadanya. pada saat berjalan, mata saya tertuju pada seorang anak kecil (sebut saja raja, biar gampang ceritainnya) yang duduk di pinggiran tempat pejalan kaki dekat gerbang masuk mall. raja berpakaian lusuh selayaknya orang yang berkekurangan. dia memegang sebungkus roti yang porsinya cukup untuk satu orang. tak lama kemudian datang seorang anak kecil (sebut saja raju, biar gampang ceritainnya) yang menurut saya itu bukan temannya, yang juga berpakaian lusuh. raju yang baru datang itu berdiri didekat raju yang hendak memakan roti yang dipegang tadi. karena merasa di perhatikan oleh raju, raja bertanya pada si raju, "lu da makan belum?". si raju menjawab hanya dengan menggelengkan kepalanya. lalu seperti tanpa berpikir, si raja membelah rotinya tadi dan membagikannya pada si raju.

melihat hal itu saya langsung terharu. ternyata di tengah jakarta yang penuh kekejaman itu, masih terdapat kasih sayang terhadap sesama yang di terapkan oleh anak kecil itu. dia yang mungkin belum makan seharian, masih saja mau berbagi makanan terhadap sesamanya.

ini adalah pelajaran berharga yang saya bawa ke lampung dari jakarta. saya harapkan pelajaran ini juga bermanfaat bagi kita semua dalam mengasihi sesama, terutama bagi orang yang memerlukannya...

0 komentar:

Pengikut

 
Template by suckmylolly.com